Jumat, 18 November 2011

Curug Sidomba, Tempat Wisata baru di Kuningan, Jawa Barat

Lebaran. Waktunya liburan yang biasanya lebih lama. Rata-rata lamanya seminggu. Paling asyik jalan-jalan ke tempat wisata bersama keluarga, teman-teman di kampung, atau bersama saudara-saudara lainnya. Seperti yang Aku lakukan minggu kemarin. Aku dan teman-teman di kampung melakukan touring / jalan-jalan ke tempat wisata yang ada di daerah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Tepatnya di Desa Peusing, Kecamatan Jalaksana. Di sana ada satu tempat wisata alam namanya curug SIDOMBA.
Dengan areal wisata yang cukup luas, ada banyak bagian yang bisa dikunjungi. Diantaranya curug SIDOMBA, area outbond anak, flying fox, kolam renang, berbagai koleksi hewan (domba, monyet, dan beberapa jenis burung). Untuk anda yang tidak membawa bekal jangan khawatir karena di sana disediakan kafetaria yang menyediakan berbagai makanan dan minuman. Ada juga stand-stand yang menjual minuman dan makanan kecil (snack). Tapi, lebih baik lagi jika Anda bawa sendiri makanan, biar lebih hemat.hehehe.. Masjid juga menjadi salah satu fasilitas yang ada di tempat wisata tersebut. Masjid dengan dua lantai dan satu menara ini cukup luas dan mempunyai banyak tempat wudlu sehingga bagi anda umat muslim tidak perlu lama mengantri untuk wudlu dan sholat meskipun pengunjung sedang ramai.
Banyaknya ayunan dan tempat duduk bisa menjadi sarana untuk melepas lelah setelah berjalan-jalan mengelilingi area wisata curug SIDOMBA. Meskipun udara sedang panas, pengelola tempat wisata SIDOMBA menyediakan tempat-tempat khusus untuk beristirahat.
Namun ada satu mungkin yang bisa membuat pengunjung kecewa ketika membaca kata “Curug“-nya, kenapa? Karena curug yang ada di objek wisata SIDOMBA ini tidak begitu besar/tinggi. Mungkin sengaja curug ini dibuat hanya untuk menarik perhatian para calon pengunjung. Dan juga menurutku, yang aku lihat kemarin itu, di dalam area wisata SIDOMBA ini belum diperbolehkan pedagang-pedagang sekelas kaki lima atau asongan, soalnya Aku nggak menemukan pedagang gorengan yang tanggungan, pedagang asongan air mineral ataupun rokok, atau pun pedagang mainan anak-anak. Beda dengan ketika tahun kemarin touring ke Linggar Jati, yang banyak sekali pedagang-pedagang kaki lima dan asongan di dalam area wisata Linggar Jati yang lokasinya hanya beberapa kilometer saja dari objek wisata SIDOMBA.
Pintu masuk objek wisata SIDOMBA, kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Pintu masuknya nih..
Ini Gambar di area OutBond Anak di curug SIDOMBA
Out Bond anak kelihatannya sih..

KOLAM PEMANDIAN CIBULAN


MEMASUKI kawasan Taman Wisata Cibulan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (Jabar), orang akan disambut dengan suasana damai khas kawasan pedesaan. Tempat yang teduh di bawah naungan pepohonan rindang dan udara yang sejuk, membuat siapa pun yang berkunjung merasa tenteram dan damai.

Angin berhembus semilir, membawa gemerisik suara daun-daun yang bergesekan dari gerumbul pepohonan lebat di sisi taman. Suara itu, dan suara kecipak air di dua kolam besar berbentuk persegi panjang seolah-olah menjadi satu-satunya suara yang terdengar di tempat itu.

Pemandangannya pun tidak kalah ajaib. Sesekali, guguran daun-daun yang sudah menguning tertiup angin dan bertaburan di permukaan air kolam yang berwarna hijau, memantulkan bayangan pepohonan. Dan di bawah permukaan air yang bening, puluhan ikan berwarna abu-abu kehitaman berenang ke sana ke mari. Itulah ikan kancra bodas (Cyprinus carpio), yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat dengan sebutan Ikan Dewa.

Semua pemandangan itu semakin membuat diri bagaikan menemukan pembebasan. Terutama bagi mereka yang setiap harinya dicekoki dengan kebisingan dan rutinitas kota.

Tentu saja, segala suasana dan pemandangan itu hanya bisa didapatkan pada saat Cibulan sepi pengunjung, yaitu pada hari-hari kerja, yang-sayangnya-sangat kecil kemungkinannya dapat dinikmati orang kebanyakan, kecuali mereka mengambil cuti. Karena pada hari-hari libur, terutama saat hari raya Lebaran, pengunjung bisa membludak hingga 3.000 orang per hari, berjubel di taman yang hanya berukuran luas sekitar dua hektar.

OBYEK wisata Cibulan terletak di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jabar, sekitar 28 kilometer sebelah selatan Kota Cirebon atau 7 kilometer di utara Kota Kabupaten Kuningan. Lokasi kolam-kolam Cibulan terletak 300 meter masuk ke barat dari Jalan Raya Cirebon-Kuningan.

Jalan masuknya yang lebar sudah diaspal. Meski masih kasar, sudah cukup nyaman untuk dilewati kendaraan bermotor. Angkutan umum menuju salah satu tujuan wisata andalan di Kabupaten Kuningan tersebut juga sangat mudah didapatkan. Dari Cirebon, pengunjung dapat menumpang mobil angkutan umum jenis Elf, dengan tarif hanya berkisar Rp 2.000-Rp 2.500 per orang.

Cibulan merupakan salah satu obyek wisata tertua di Kuningan. Tempat tersebut diresmikan sebagai tempat rekreasi pertama kali pada hari Minggu, 27 Agustus 1939, oleh Bupati Kuningan waktu itu, RAA Mohamad Achmad.

Di dalamnya terdapat dua kolam besar berbentuk persegi panjang. Kolam pertama berukuran panjang 35 meter dan lebar 15 meter dengan kedalaman air sekitar 2 meter. Kolam kedua berukuran 45 x 15 meter persegi yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dengan kedalaman air 60 sentimeter dan bagian kedua dengan kedalaman air sekitar 120 sentimeter

Meski semuanya itu dihuni puluhan ikan-ikan kancra bodas berbagai ukuran, mulai dari yang sepanjang 20-an sentimeter hingga hampir 1 meter, kolam-kolam di Cibulan dibuka sebagai kolam pemandian umum. Tempat rekreasi itu dilengkapi dengan fasilitas khas tempat pemandian, seperti tempat ganti pakaian, tempat bilas, dan kamar mandi/WC. "Kami menyediakan 30 kamar ganti, 6 kamar kecil, dan 2 kamar mandi untuk tempat bilas seusai berenang di kolam," kata Pimpinan Pengelola Obyek Wisata Cibulan, Sulaeman NS Slamet

Cibulan merupakan salah satu dari empat tempat rekreasi sejenis di Kuningan. Tiga tempat lainnya adalah Kolam Linggarjati di kompleks Taman Linggarjati Indah, Kecamatan Cilimus; Kolam Cigugur, di Kecamatan Cigugur; dan Kolam Darma Loka di Kecamatan Darma. Semuanya memiliki kolam-kolam yang dihuni ikan keramat kancra bodas, tetapi hanya Cibulan yang dimanfaatkan sebagai kolam renang umum.

Keistimewaan lain yang dimiliki Cibulan adalah keberadaan tujuh mata air yang dikeramatkan bernama Keramat Sumur Tujuh di sudut barat obyek wisata tersebut. Tujuh mata air berbentuk kolam-kolam kecil itu bernama Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pangabulan, Sumur Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur Kemudahan, dan Sumur Keselamatan.

Tujuh mata air itu terletak mengelilingi sebuah petilasan keramat Prabu Siliwangi berupa
susunan batu seperti batu menhir dan dua patung harimau loreng, lambang kebesaran Raja Agung Pajajaran tersebut. Menurut Warga, petilasan tersebut sering dikunjungi orang, terutama pada malam Jumat Kliwon atau selama bulan Maulud dalam penanggalan Hijriah. Mereka berziarah dan memohon keberhasilan dalam hidupnya. "Bagi yang percaya, air di tujuh sumur keramat itu membawa berkah dan dapat mengabulkan permohonan mereka. Beberapa pejabat tinggi negara sering datang ke tempat ini," tuturnya

Tujuh sumur keramat tersebut tetap mengeluarkan air yang bersih, bening, dan sejuk, meskipun pada musim kemarau panjang seperti tahun ini. Sulaeman mengatakan, air di Cibulan selalu melimpah, baik pada musim hujan maupun kemarau. Itulah sebabnya, selain sebagai tempat rekreasi, Cibulan juga dijadikan sebagai sumber air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kuningan dan dimanfaatkan Pertamina untuk memasok kebutuhan air bersih di dua kompleks miliknya, yaitu Padang Golf Ciperna di Kota Cirebon, dan Kantor Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat (DOH JBB) di Klayan, Kabupaten Cirebon.

CIBULAN sepenuhnya dikelola oleh Pemerintah Desa Manis Kidul. Menurut Sekretaris Desa Manis Kidul Engkus Kusnadi, pendapatan kotor dari Obyek Wisata Cibulan tiap minggunya rata-rata mencapai Rp 1,5 juta. Uang sebesar itu didapat dari penjualan tiket masuk seharga Rp 2.000 untuk orang dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak.
Jumlah tersebut bisa mencapai Rp 50 juta per minggu pada masa puncak kunjungan pelancong, yaitu selama Lebaran. "Selama Lebaran, harga tiket kami naikkan menjadi Rp 3.000 untuk orang dewasa dan Rp 1.500 untuk anak-anak," papar Engkus.
Lonjakan pendapatan itu dimungkinkan, karena pada masa Lebaran jumlah pengunjung Cibulan bisa naik puluhan kali lipat dibanding hari-hari biasa. "Hari-hari biasa pengunjung tempat ini berkisar 50-100 orang per hari, tetapi pada saat Lebaran bisa mencapai 3.000 per hari," tutur Sulaeman.

Kolam Cibulan juga menjadi sumber pendapatan bagi penduduk Desa Manis Kidul dengan menjadi pedagang asongan atau membuka warung makan di sekitar tempat itu. Menurut Sulaeman, saat ini terdaftar 20 warung permanen di luar kompleks kolam dan 14 pedagang asongan resmi yang diizinkan berjualan di dalam kompleks kolam. Mereka kebanyakan menjual minuman ringan dan makanan kecil serta makanan ikan berupa kacang atom.

Terlepas dari manfaat yang sudah dapat dipetik oleh masyarakat setempat, kolam Cibulan masih menyimpan potensi sangat besar untuk dikembangkan menjadi obyek wisata yang benar-benar representatif dan layak dijual. Selama ini, pengelolaan Cibulan terkesan asal-asalan tanpa ada pengembangan berarti.

Hal tersebut diakui, baik oleh Sulaeman maupun Engkus. Menurut Engkus, luas total lahan yang termasuk dalam kawasan wisata Cibulan mencapai 5 hektar lebih. Namun, sejak puluhan tahun lalu hingga saat ini, yang dimanfaatkan untuk obyek wisata baru sekitar 2 hektar.

Sulaeman mengatakan, saat ini pihaknya sedang mencoba mengubah sebidang empang di sudut barat daya taman rekreasi Cibulan menjadi kolam yang akan diisi sarana permainan anak seperti sepeda air. Engkus menambahkan, selain sepeda air, juga direncanakan untuk membuat kolam renang standar nasional, akuarium raksasa, dan kolam pemancingan ikan

"Tetapi, semua itu terbentur kendala kurangnya dana. Maklum, kami masih menerapkan sistem manajemen tradisional. Kami masih menunggu investor untuk ikut mengembangkan Cibulan," ucap Engkus. (Dahono Fitrianto) (http://www.kompas.com)
 
 

Linggarjati di Kuningan Jawa Barat

Wisata Cirebon : Linggarjati di Kuningan Jabar



Perjanjian Linggarjati. Ya, tempat bersejarah ini dulunya dijadikan sebagai tempat berunding antara Belanda & Indonesia. Suasana yang sejuk, berada di kaki gunung Ciremai, merupakan salahsatu dari beberapa tempat liburan favorit di Kuningan, Jawa Barat.



Perundingan Linggarjati atau kadang juga disebut Perundingan Linggajati adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan diratifikasi kedua negara pada 25 Maret 1947

Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia karena Jepang menetapkan status quo di Indonesia menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda, seperti contohnya Peristiwa 10 November, selain itu pemerintah Inggris menjadi penanggung jawab untuk menyelesaikan konflik politik dan militer di Asia, oleh sebab itu, Sir Archibald Clark Kerr, diplomat Inggris, mengundang Indonesia dan Belanda untuk berunding di Hooge Veluwe, namun perundingan tersebut gagal karena Indonesia meminta Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatera dan Madura, namun Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja.

Hasil perundingan terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi:
Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara RIS.
Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth /Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.

info selanjutnya mengenai sejarah perundingan linggarjati, bisa Anda klik DISINI




Lokasinya mudah dijangkau, berada diantara jalur ramai dari Cirebon ke Kuningan, tepatnya setelah Cilimus menuju Kuningan Kota. Jarak tempuh sekitar 45 menit sampai 1 jam dari Cirebon.

Di area seluas 14 Ha ini, banyak macam rekreasi yg ditawarkan, yaitu kolam renang (tentu airnya superrr dingin), sepeda air, kemudian disampingnya ada tempat untuk terapi dg Ikan, mini boat, dll.



Selain itu, terdapat villa-villa yang bisa disewa disekitar lokasi. saya kurang tahu berapa tarifnya, tapi Anda bisa langsung menanyakan ke management Linggarjati di nomer Telepon/ fax : (0232) 613188.

Bagi Anda yang masih mempunyai info tentang obyek wisata Linggarjati ini, dipersilahkan comment dibawah. mudah2an bisa bermanfaat demi kemajuan obyek wisata linggarjati.

Salah satu daya tarik tempat ini ialah keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat didalamnya. Flora yang terdapat di kawasan ini di antaranya : Bungur (Lagerstroemia sp), Pasang (Quercus sp), Kiara (Ficus sp), Lemo (Alstonia scholaris), Jamuju (Podocarpus imbricatus) dan Kiacret (Spathodea campulata). Jenis pohon-pohon tersebut tumbuh dengan baik dan kini telah banyak yang berdiameter lebih dari 50 cm dengan tinggi bebas cabang ± 10 meter serta memiliki tajuk yang lebar, sehingga membuat suasana menjadi sejuk bagi wisatawan. Jenis fauna yang ada di taman Wisata Alam Linggarjati adalah jenis burung seperti Burung Pipit (Lonchura leucogastoides) dan Kepodang (Oriolus chinensis), jenis satwa lainnya.  


Taman Wisata Alam Linggarjati dari Bandung berjarak ± 160 Km, atau sekitar 28 Km dari kota Kuningan.

Fasilitas lain yang tersedia adalah :
• Kolam renang standar nasional
• Kolam pemancingan
• Sepeda air
• Sarana akomodasi
• Kios cinderamata
• Restoran